Manusia dan Cinta Kasih


MANUSIA DAN CINTA KASIH

Pengertian Cinta Kasih
          
Cinta kasih dapat diartikan suatu perasaan manusia yang berdasar pada ketertarikan antar makhluk hidup (manusia) dengan didasari pula rasa belas kasih. Cinta itu yang paling utama adalah memberi, bukan menerima. Yang paling penting dalam memberi adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi,bukan material. Yang merupakan ungkapan paling tinggi dari kemampuan. Cinta dapat berlangsung sesaat, tetapi rasa kasih sayanglah yang akan menuntun dan melanjutkan seseorang untuk megetahui apa itu arti cinta yang sesungguhnya. Setiap orang memang mempunyai pengertian cinta yang berbeda, tergantung individu itu sendiri yang mengalami suatu kejadian atau pengalaman yang ia alami.

Contoh Kasus

Ayah Jajakan Ginjal Seharga Ijazah Anaknya di Bundaran HI

JAKARTA, Minggu, 17 Januari 2010 07:20 KOMPAS.com – Ditengah teriknya sinar matahari yang menerpa Ibu Kota, seorang bapak dan putrinya memegang poster dan menunjukkannya kepada para pengendara mobil yang melintas di Bundaran Hotel Indonesia. Pada poster itu, sang ayah menawarkan ginjal untuk menebus ijzah putrinya itu yang bernama Sarah Meylanda Ayu,
Di adalah Sugiyanto. Dia terpaksa melakukan hal tersebut demi menembus ijazah Ayu di Pondok Pesantren Al Asriyah Nuryl Iman. Untuk menebus ijazah anak keduanya itu, pria yang bekerja sebagai penjahit itu harus membayar Rp. 17 juta.
Sampai saat ini, ijazah SMP dan SMA Ayu selama bersekolah di pesantren itu belum juga diambilnya. “ Jangankan ginjal, jantung pun saya jual jika ada yang mau. Demi anak saya, saya rela mati,” kata Sugiyanto di Bundaran HI, Rabu (26/6/2013).
Sugiyanto mengatakan, tadinya ia diharuskan membayar sejumlah uang administrasi selama Ayu menempuh pendidikan di pondok pesantren yang terletak di Desa Waru Jaya, Parung, Bogor. Dia diharuskan membayar Rp 70 juta. Sebab, sekolah itu meminta Sugiyanto membayar Rp 20.000 per hari sejak Ayu masuk pesantren dari tahun 2005.
“Tapi, setelah saya berbicara dengan pihak sekolah, akhirnya sekolah memutuskan agar saya bayar uang ijazahnya saja. Yang Rp 70 juta dibebaskan” ujarnya.
Walupun demikan, ia tetap belum mampu menebus ijazah yang diminta pesantren tersebut. Untuk menebus ijazah SMP anaknya, Sugiyanto harus membayar Rp 7 juta, sementara untuk ijazah SMA Rp 10 juta. Sugiyanto tidak mampu membayarkan ijazah anaknya karena ia tidak mempunyai penghasilan tetap. Warga Kebon 200, Kelurahan Kamal, Jakarta Barat, ini s7ehari-harinya menerima pesan jahit pakaian di dekat rumahnya. Penghasilannya hanya sekitar Rp 60.000 sampai Rp 80.000 per hari. Itu pun untuk memenuhi kebutuhan hidup kelima anaknya.
Sugiyanto mengaku sudah tidak tahu lagi bagaimana cara mencari uang untuk menebus ijazah anaknya itu. Tiga bulan lalu, ia sudah membicarakan permasalahan ini ke Komnas HAM, Kementrian Agama, dan Kementrian Pendidikan. Akan tetapi, belum ada tanggapan dari ketiga lembaga itu.
“Rp 1 miliar pun sebenarnya saya tidak akan mau menjual ginjal saya. Tapi, demi sekolah anak, saya rela menjualnya,” ucapnya. Ayu bersekolah di pondok pesantren itu sejak tahun 2005. Ketika itu, ia mengeyam bangku SMP. Awalnya, pihak pesantren tidak memungut biaya dari murid-muridnya, tetapi ketika pemilik pesantren itu meninggal pada tahun 2010, terjadi perubahan sistem yang mengharuskan para murid di pesantren tersebut untuk membayar biaya administrasi.
Ayu lulus SMA pada 2012. Ia sempat melanjutkan kuliah di pesantren tersebut beberapa bulan, akan tetapi, karena ia tidak sanggup membayar uang administrasi, akhirnya ia memutuskan untuk berhenti kuliah.
“ Mau sekolah tidak bisa, kuliah tidak bisa. Ijazahnya saja tidak bisa diambil karena belum bayar,” ujar gadis berjilbab itu lirih

OPINI  
Seorang ayah yang berusaha memperjuangkan masa depan anaknya sampai rela melakukan apa saja untuk buah hatinya srkaliun harus dengan menjual organ yang sangat penting. Karena cinta kasihnya yang tutul memperjuangkan hak masa depan anaknya, namun bagaimana dengan sikap para pemimpin yang seharusnya menjamin pendidikan warga negaranya. Hanya karena ekonomi yang tak mampu untuk menebus ijazah sampai ijazahpun ditahan. Mudah-mudahan tidak ada lagi kasus seperti ini nantinya. Terapkan cinta kasih dalam kehidupan.

SARAN
Sebaikanya pengurus pesantrennya lebih mementingkan orang-orang yang tidak mampu, dan jangan semudah itu meminta uang kepada orang yang tidak mampu. Dan sebaiknya ijazah nya di berikan dengan syarat yang pantas kalua bisa biayanya dikurangi sedikit untuk orang-orang yang tidak mampu. Dan sebaiknya lebih beri waktu yang banyak untuk di ayah dan anak mencari uang tidak perlu menjual organ tubuh. Semoga pengurus pesantren lebih efektif dalam membuat peraturan asramanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Ilmu Budaya Dasar

Manusia dan Penderitaan

Cita- Cita Dan Harapan