Pendekatan Ilmu Budaya Dasar
BAB 1. TINJAUAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR
A.PENDAHULUAN
Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membericarakan tentang nilai-nilai, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya sehari-hari. Tanpa memungkiri banyak faktor-faktor lain yang menyebabkannya, salah satu penting adalah sistem pendidikan kita. Tidaklah dapat disangkal, bahwa ruang lingkup pendidikan kita amat sangat sempit dan condong membuat manusia-manusia spesialis tidak berpandangan luas. Dengan mendapat mata kuliah Ilmu Budaya Dasar mahasiswa diharapkan nantinya memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya dan menimbulkan minat mendalaminya lebih lanjut, agar dengan demikian mahasiswa diharapkan turut mendukung dan mengembangkan kebudayaannya sendiri dengan kreatif.
Setelah mendapat mata kuliah IBD, mahasiswa diharapkan memperlihatkan :
- Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi disekitarnya dan di luar lingkungannya, menelaah apa yang dikerjakannya sendiri dan mengapa.
- Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.
- Kerelaan memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai-nilai yang dianutnya untuk mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri dapat membenarkan nilai-nilai tersebut untuk dirinya sendiri.
- Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasanya sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan sebaliknya menolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.
- Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan, dan kedaerahan.
- Proses pembangunan yang sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusia pun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini ialah timbulnya konflik dalam kehidupan.
- Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budaya nya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah di ciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang di samping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi-segi negatif. Akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.
B. ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI BAGIAN DARI MATA KULIAH DASAR UMUM.
Ilmu Budaya Dasar merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar umum (MKDU) yang merupakan mata kuliah wajib di semua perguruan tinggi, baik sifatnya eksakta maupun non eksakta.Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga negara sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :
- Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengalaman nilai-nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
- Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
- Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan.
- Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersma-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiah dan secara bersama-sama berperan serta di dalam pelestariannya.
C. PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pngertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris "The Humanities". Adapun istilah Humanities itu sendiri berasalh dari bahasa latin humanus yang bisa diartikan manusian, berbudaya dan halus.
Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu-Ilmu Alamiah (Natural Science)
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitiannya 100% benar dan 100% salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.
2. Ilmu-Ilmu Sosial (Social Science)
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil penelitiannya tidak mungkin 100% benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi, sosial, sosiologi hukum.
3. Pengetahuan Budaya (The Humanities)
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan penyataan-pernyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan. Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.
D. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Tujuan Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat :
- Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
- Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
- Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang luas. Kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu yang ketat.
- Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.
E. RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditentukan diatas, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok itu ialah :- Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
- Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat . Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi juga ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran, perasaan, tingkah laku dan hasil kelakuan mereka.
- Manusia dan cinta kasih
- Manusia dan keindahan
- Manusia dan penderitaan
- Manusia dan keadilan
- Manusia dan pandangan hidup
- Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
- Manusia dan kegelisahan
- Manusia dan harapan
Karya-karya apa saja yang akan dipergunakan tergantung pada banyak keadaan, antara lain pada persediaan karya yang ada. Dalam membicarakan pokok bahasan manusia dan cinta kasih, misalnya, yang tersedia sejak percintaan, tarian dan burung yang sedang bercinta, rekaman lagu tentang cinta. semua karya dapat dipergunakan.
Suatu karya mungkin saja mengungkapkan lebih dari satu masalah. Karena itu satu karya mungkin saja dipergunakan untuk lebih dari satu pokok bahasan. Sebuah cerita pendek misalnya, dapat saja mengungkapkan masalah penderitaan, keadilan, dan pandangan hidup sekaligus. Karya semacam itu dapat juga dipergunakan untuk satu pokok bahasan saja, berdasarkan masalah apa saja yang paling menonjol diantara masalah lain di dalamnya.
Ilmu Budaya Dasar bukan ilmu sastra, ilmu tari, ilmu filsafat dan lain ilmu yang terdapat dalam pengetahuan budaya. Ilmu Budaya Dasar hanya mempergunakan karya-karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk mendekati masalah-masalah kamanusiaan dan budaya. Percakapan Krisna dan Arjuna dalam Bhagawad Gita, misalnya, dapat dipergunakan dalam pokok bahasan manusia dan tanggung jawab serta pengabdian. Masiswa tidak perlu mengetahui secara teknisdan mendetailuntuk mempergunakan Bhagawad Gita.
BAB 2. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A . MANUSIA
Manusia di alam dunia ini memegang peran yang unik, dan dapat dipadang
dari banyak segi. Dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari
partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan system yang dimiliki
oleh manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem
fisik yang saling terkait satu sama lain dam merupakan kumpulan dari energi
(ilmu fisika), manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan
makhluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu social, manusia sering disebut homo
economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk social yang tidak dapat
berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan
(politik), makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat), dan
lain sebagainya.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan
tentang usur-unsur yang membangun manusia.
1)
Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling
terkait, yaitu:
a.
Jasad, yaitu: badan kasar manusia yang nampat
pada luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu (hal 62).
b.
Hayat, yaitu: mengandung unsur hidup yang
ditandai dengan gerak (hal 66).
c.
Ruh, yaitu: bimbingan dan piminan tuhan, daya
yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan
menciptakan yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan
(hal 77).
d.
Nafs, dalam pengertian diri atau kekua, yaitu
kesadaran tentang diri sendiri (hal 79).
2)
Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga
unsur yaitu:
a.
Id, yang merupakan struktur kepribadian yang
paling primitif dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energi
psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang
secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconscious). Proses
pemenuhan kepuasan yang disebutkan terakhir yang dilakukan secara tidak
langsung disebut sebagai proses primer. Obyek yang nyata dari pemuasan
kebutuhan langsung dalam prinsip kesenangan ditentukan oleh tahap psikoseksual
dari perkembangan individual.
b.
Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian
yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian
“eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran
social yang dapat dimengerti oleh orang lain. Ego diatur oleh prinsip
realistis, Ego sadar akan tuntunan lingkungan luar, dan mengatur tingkah laku
sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat
diterima. Pencapaian obyek-obyek khusus untuk mengurangi energi
libidinaberkembang l dengan cara yang dalam lingkungan social dapat doterima
disebut sebagai proses sekunder.
c.
Superego, merupakan struktur kepribadian yang
paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan
ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk
dari lingkungan eksternal. Jadi superego menunjukan pola aturan yang dalam
derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman
yang terinternalisasi. Superego dan Id berada dalam kondisi konflik langsung,
dan ego menjadi penengah atau mediator.
Dari uraian
diatas dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara
tindakan dan unsur-unsur manusia. Seringkali, misalnya orang yang senang
terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat diindefikasi bahwa
orang tersebut lebih dikendalikan oleh Id disbanding super ego-nya, atau
seringkali ada kelainan yang terjadi pada manusia, misalnya orang yang berparas
buruk dan bertubuh pendek berani tampil ke muka umum, dapat diterangkan dengan
mengacu pada unsur nafs (kesadaran diri) yang dimiliki oleh manusia. Kesemua
unsur tersebut dapat digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.
B. HAKEKAT
MANUSIA
a. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari
tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah
materi yang dapat diliha, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi.
Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didala
tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi.
Jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu
Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada didalam
tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
b. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna,
jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Kesempurnaannya
terletak pada abad dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya
dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan
akal (ratio) manusia mampuan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan
menusia mampu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan,
kebaikan atau sebaliknya. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya
terdapat pada manusia misalnya:
·
Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang
berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia
dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia
tidak berhasil mengetahui sesuatu.
·
Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan
dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar
sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
·
Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan kebaikan . seseorang merasa senang apabila sesuatu itu baik, sebaliknya
perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
·
Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang
memiliki kelebihan pada dirinya ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong,
sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah diri (minder).
·
Perasaan social, yaitu perasam yang berkenaan
dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan
orang lain .
·
Perasan religius, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan agama atau kepercayaaan.
c. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati
yang budayawi.
Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi
anotomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika,
biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai makhluk budayawi
manusia dapat dipelajari dari segi-segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi
social, kesenian, ekonomi, perkakas, Bahasa, dan sebagainya.
d. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan
lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja
dan berkarya.
Soren Kienkegaard seorang filsufat Denmark pelopor ajaran
“eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah
makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki
sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
Semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin dekat pula ia menuju
kesempurnaan dan semakin jauh ia dilepaskan dari rasa kekhawatiran. Semakin
mendalam penghayatan manusia individual atau kenyataan manusia subyektif yang
memiliki harkat dan martabat tinggi.
C. KEPRIBADIAN
BANGSA TIMUR
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat Barat,
dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting, biasanya
menganalisis jiwa manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan
konsep individu sebagai kesatuan analisis tersendiri.
Sampai sekarang, ilmu psikologi dinegara-negara Barat itu terutama
mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori mengenai aneka warna isi jiwa.
Serta metode-metode dan alat-alat untuk menganalisis dan mangukur secara detail
variasi isi jiwa individu itu. Sebaliknya, ilmu itu masih kurang mengembangkan
konsep-konsep yang dapat menganalisis jaringan berkait antara jiwa individu dan
lingkungan social budayanya.
a)
Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila
ia menyatakannya, atau karena ia punya maksud jahat.
b)
Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum
yakin bahwa ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya,
atau takut bahwa walaupun diberi respons, respons itu sebenarnya tak diberikan
dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
c)
Ia malu karna takut ditertawakan, atau karena
ada perasaan bersalah yang mendalam.
d)
Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan
yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.
Menurut
Francis L.K.Hsu, makhluk manusia masih memerlukan suatu daerah isi jiwa
tambahan untuk memuaskan suatu kebutuhan rohaniah yang bersifat fundamental
dalam hidup manusia. Hubungan yang berdasarkan cinta dan kemesraan dan juga
rasa untuk bisa berbakti secara penuh dan mutlak, merupakan suatu kebutuhan
fundamental dalam hidup manusia.
Konsep yang
dapat dipakai sebagai landasan untuk mengembangkan konsep lain itu, menurut
Francis L.K.Hsu adalah konsep jen dalam kebudayaan Cina, yaitu manusia yang berjiwa selaras, manusia yang
berkepribadian.
D. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Dua orang
antaropolog termuka yaitu Melville J.
Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism
berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh
kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Herkovis memandangkan kebudayaan
sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudaaan yang turun temurun dari
generasi ke generasi hidup terus. Walaupun orang-orang yang menjadi anggota
masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.
Kebudayaan demikian
mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya material, seperti
peralatan-peralatan kerja dan teknologi, maupun yang non-material, seperti
nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
Seorang
antropolog yaitu E.B.Tylor (1871) mendefinisikan
kebudayaan sebagai berikut:
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan
kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Dengan perkataan lain kebudayaan mencakup kesemuanya
yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan
kebudayaan sebagai semua hasil karya,
rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia
untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan
untuk masyarakat.
Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan
bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari
cara berpikir, hal ini amat luas apa yang disebut kebudayaan, sebab semua
laku dan perbuatan tercakup didalamnya, dan dapat diungkapkan pada basis dan
cara berpikir, perasaan juga maksud pikiran.
Koentjaraningrat mengatakan, bahwa
kebudayaan antara lain berarti
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar
beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
A.L Krober dan C.Kluckhon mengatakan,
bahwa kebudayaan adalah menifestasi atau
penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
C.A. Van Peursen mengatakan, bahwa
dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai
manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang,
berlainan dengan hewan-hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam,
melainkan selalu mengubah alam.
Kroeber dan Klukhon mendefinisikan
kebudayaan: kebudayaan terdiri atas
berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang
diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya
secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk didalamnya
perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan
cita-cita atau paham, dan terutama keterkaitan terhadap nilai-nilai.
Secara praktis
bahwa kebudayaan merupakan sistem nilai dan gagasan utama (vital).
Sistem nilai
dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem
kebudayaan secara terperinci, yaitu sistem ideologi, sistem social dan sistem
teknologi.
Sistem
teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaanya. Sesuai dengan nilai
budaya yang berlaku. Dalam kebudayaan yang terutama agraris, misalnya dengan
sendirinya sistem teknologi sesuai dengan keperluan pertanian.
E. UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN
Ada tujuh
unsur kebudayaan menurut C. Kluckhohn didalam karya nya yang berjudul Universal Categories of Culture, yaitu:
1. Sistem Religi (sistem kepercayaan).
2. Sistem Organisasi Masyarakat.
3. Sistem Pengetahuan.
4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem-Sistem Ekonomi.
5. Sistem Teknologi dan Peralatan.
6. Bahasa.
7. Kesenian.
F. WUJUD KEBUDAYAAN
a. Kompleks gagasan, Konsep, dan Pikiran manusia.
b. Kompleks aktivitas.
c. Wujud sebagai benda.
G. ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan didunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
- Hakekat hidup manusia (MH)
- Hakekat karya manusia (MK)
- Hakekat waktu manusia (WM)
- Hakekat alam manusia (MA)
- Hakekat hubungan manusia (MN)
H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Terjadi perubahan disesabkan oleh:
a. Berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
b. Berasal dari perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru, diantaranya
a. Terbatasnya masyarakat yang memiliki hubungan dengan kebudayaan dan orang-orang diluar masyarakat tersebut.
b. Kebudayaan baru akan mengalami hambatan jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan ditentukan oleh nilai agama.
c. Struktur sosial suatu masyarakat menetukan proses penerimaan kebudayaan.
d. Unsur kebudayaan baru akan diterima jika ada yang menjadi landasan untuk kebudayaan baru tersebut.
e. unsur kebudayaan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh masyarakat.
I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik.
BAB 3. KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Pada umumnya Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dsb. Karena itu ada yang menterjamahkan kepada the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menerjamahkan menjadi pengetahuan budaya.
B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Istilah prosa banyak padanannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prosa fiction atau hanya fiction saja. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel, dan cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
A. Prosa lama meliputi:
1. dongeng-dongeng.
2. hikayat.
3. sejarah.
4. epos.
5. cerita pelipur lara.
B. Prosa baru meliputi:
1. cerita pendek.
2. roman/novel.
3. biografi.
4. kisah.
5. otobiografi.
C. NILA-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain:
- Prosa fiksi memberikan kesenangan.
- Prosa fiksi memberikan informasi.
- Prosa fiksi memberikan warisan kultural.
- Prosa memberikan keseimbangan wawasan.
D. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
- Figuran bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora,perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberikan kejelasan gambaran angan.
- Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
- Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
- Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi.
- Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut:
- Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
- Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
- Puisi dan keinsyafan sosial.
Sumber: http://www.elearning.gunadarma.ac.id
Pertanyaan:
1. Bagaimana budaya seorang Mahasiswa/Mahasiswi yang baik menurut kalian!
- Kembangkan gairah membaca, menulis dan menggunakan komputer,laptop dengan positif.
- Melaksanakan tugas-tugas yang bersifat divergen : berdiskusi, mengerjakan tugas- tugas dari dosen.
- Menciptakan kehidupan ilmiah yang kondusif dalam kampus.
- Mampu menjadi kontrol ketika mahasiswa berdemostrasi sehingga tidak melakukan anarkis.
- Sopan dan santun kepada siapapun dan apapun itu.
2. Bagaimana seorang Mahasiswa/Mahasiswi menanggapi datangnya budaya dari Barat!
> Dengan cara tidak meninggalkan nilai luhur budaya bangsa.
> Menyeleksi budaya asing yang masuk dan disesuaikan dengan adat ketimuran.
> Mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.
> Disikapi secara bijaksana sebab akan sangat berpengaruh dengan perilaku dan juga budaya masyarakat indonesia sebab bisa memberikan banyak manfaat untuk kemajuan.
Sumber: http//www.DosenPsikologi.com
Komentar
Posting Komentar